Lifestyle

Stellar Women Entrepreneurship Academy powered by Danone Indonesia

Sepanjang saya bekerja, semua pimpinan perusahaan hingga jajaran manajerialnya diisi oleh laki-laki, sementara perempuan hanya menjadi tim support yang mengisi dibagian administrasi dan keuangan. Namun ada satu perusahaan dimana salah satu manaher operasionalnya adalah perempuan dan sudah senior namun tidak disukai oleh bawahannya karena dianggap terlalu bawel. Pernahkah kamu menemukan kasus serupa?

Dalam memperingati Hari Perempuan Internasional, Danone Indonesia menginisiasi program Stellar Women Entrepreneurship Academy. Selaras dengan tema tahun ini yaitu “Perempuan dalam Kepemimpinan”, Danone Indonesia berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan skill dan kompetensi perempuan Indonesia dalam aspek ekonomi.

Peluang karir dan bisnis bagi perempuan sangatlah luas namun peluang terkendala dengan banyak faktor. Salah satu kendala yang masih dirasakan oleh kaum perempuan adalah stereotip. Dimana kemampuan seorang perempuan kerap kali diragukan saat ia maju menjadi seorang pemimpin. Padahal beberapa riset menunjukan bahwa keterlibatan perempuan dalam bidang usaha atau bisnis justru membawa keragaman yang berdampak positif.

Oleh karena itu, perempuan dituntut untuk meningkatkan dan menunjukan keahlian serta keterampilan yang dimiliki seperti kemampuan dalam berbicara, kepercayaan diri dan keterampilan beradaptasi dalam menjalankan bisnis.

Ibu Dwi Yuliawati Faiz, head of Programmes UN Women Indonesia menyampaikan, data dari KPP menunjukan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yaitu sekitar 51% dan angka ini tidak berubah sejak 10 tahun yang lalu. Bahkan, upah perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki serta hanya 30% perempuan menduduki posisi manajerial di perusahaan.

Ibu Dwi juga menjelaskan tentang kesenjangan dan isu gender di bidang kewirausahaan yang mana perempuan mendominasi UMKM di level mikro namun angkanya tetap lebih besar laki-laki. Dengan adanya stereotip ini, perempuan yang berbisnis cenderung lebih banyak berorientasi pada pemenuhan “kebutuhan” dan hanya 15% yang bertujuan untuk “pertumbuhan”.

Kesenjangan pada perempuan semakin meningkat selama masa pandemi seperti pengurangan karyawan dan penurunan penghasilan. Meski begitu, selama berada di rumah perempuan memiliki resiliensi tinggi. Mereka mampu beradaptasi menjadi wirausahawan dari rumah yang kemudian beralih ke ranah digital.

Seperti yang disampaikan Ibu Dwi, “New Normal, Old Challenge”, meskipun jaman sudah berubah bahkan saat pandemic seperti ini segalanya serba online namun tantangannya masih tetap sama yakni soal stereotip.

Masih ada gap antara perempuan dan laki-laki di dunia bisnis. Sehingga harapannya perempuan bisa meningkatkan kapasitasnya untuk mengelola bisnis dan mengambil keputusan saat menjadi pemimpin.

Ibu Eni Widiyanti, Asdep PUG Bidang Ekonomi menjelaskan konsep tentang gender belum banyak yang tau. Gender sering diartikan sebagai jenis kelamin padahal bukan ya. Gender adalah perbedan peran, status, tanggung jawab dan fungsi antara lai-laki dan prempuan yang merupakan konstruksi sosial dan budaya.

Persepsi peran gender yang terbentuk dalam masnyarakat diantara:

  • Suami pencari nafkah sementara perempuan menjadi ibu rumah tangga.
  • Perempuan sebagai pencari nafkah tambahan atau bahkan pekerja tak berbayar.
  • Suami menjadi pemimpin dan perempuan yang dipimpin.

Faktor Kesenjangan gender dapat dilihat dari 4 aspek dibawah ini, apakah stereotip masih sangat kental atau tidak dapat dilihat dari setiap poin dibawah ini:

  • Akses, apakah peluang bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh sumber daya pembangunan.
  • Partisipasi, apakah keikut sertaan bagi laki-laki dan perempuan dalam proses kegiatan pembangunan.
  • Kontrol, kemampuan dan kewenangan laki-laki dan perempuan untuk mengambil keputusan.
  • Manfaat, hasil guna yang dirasakan dan dinikmati oleh laki-laki dan permpuan dari proses pembangunan.

.

Akibat Ketidak Adilan Gender

  • Pelabelan gender, misalnya masyarakat melabeli perempuan cerewet atau bawel. Pelabelan ini sebagian besar merugikan perempuan.
  • Marginalisasi atau dipinggirkan, sejak lahir perempuan dibedakan
  • Subordinasi, anak permpuan cenderung dibentuk untuk melayani laki-laki.
  • Beban ganda, peran domestic, peran produktif dan peran sosial.
  • Diskirimasi dalam hal mendapatkan akses, partisipasi keterlibatan dalam proses pengamblan keputusan.
  • Kekerasan perempuan

Ibu Maya Juwita, Executive Director of IBCWE, pemberdayaan ekonomi perempuan dalam bidang ekonomi dan wirausaha. Banyaknya keterbatasan perempuan Indonesia untuk keluar dari rumah dan berpartisipasi di dunia kerja karna beban dan tanggung jawab domestik untuk perempuan. Banyak program kewirausaan yang dibentuk dan memungkinkan untuk dapat dikerjakan dari rumah.

Tantangan terbesar yang sering IBCW temui terutama saat perempua terjun dalam dunia bisnis yaitu terkait masculinity dimana pemimpin harus tegas, berani mengambil risiko dan berani memberikan keputusan yang tidak enak. Sementara perempuan sering dianggap pre-komunal atau penyayang atau caring. Sementara kadang perempuan juga berada di posisi yang serba salah. Menjadi sosok masculinity dianggap tidak cocok dan seolah keluar dari sisi kewanitaannya. Sementara jika kita tidak mengadopsi sisi masculinity juga dianggap salah karena terlalu perasa dan sulit mengambil tindakan tegas.

Danone Indonesia merupakan anggota IBCW yang concern dengan perempuan di dunia kerja serta Entrepreneurship untuk peningkatan aspek ekonomi. Dan saat ini Danone Indonesia bersama dengan IBCW berkolaborasi dalam program Stellar Women Entrepreneurship Academy.

Ibu Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia menyampaikan, perempuan memiliki kekuatan yang luar biasa saat berbicara dan mampu membawa perubahan baik dalam keluarga, lingkup pekerjaan bahkan sektor industri.

“Stereotip terhadap pemimpin perempuan dalam bisnis menyebabkan perempuan tidak cukup memiliki keberanian menjadi pemimpn dalam bisnis dan melakukan perubahan”

Ibu Vera juga menyampaikan Danone Indonesia membuka kesempatan dan karir yang sama bagi laki-laki dan perempuan. Bahkan 50% pemimpin di Danone Indonesia adalah perempuan. Menurut saya Danone Indonesia menjadi perusahaan yang patut dicontoh karena sangat mendahulukan kenyamanan setiap orang yang bekerja disana.

Program pemberdayaan perempuan tak hanya di dalam perusahaan namun juga dibawa keluar yakni dengan menyelenggarakan pogram pemberdayaan perempuan seperti membangun rumah tempe, rumah bunda sehat, recycling business unit, aqua home service serta warung anak sehat.

Stellar Women Entrepreneurship Academy bertujuan untuk menghadirkan kesempatan  dan mengembangkan kualitas hidup perempuan yang berdampak pada kualitas keluarga dan lingkungan hidup sekitar. Dan Danone Indonesia menjadi inisiator terbentuknya program stellar women ini.

Samira Shihab, founder of Stellar Women, berlangung selama 4 minggu hingga 16 pril 2021. Stellar women merupakan komunitas, baik online dan offline, untuk wanita Indonesia yang ingin berkarya dan mulai serta mengembangkan bisnis. Stellar women membuka peluang bagi semua permpuan untuk tumbuh bersama, saling support satu sama lain.

Tujuan program ini supaya perempuan Indonesia memiliki potensi dan kemampuan yang besar untuk membangun dan meningkatkan bisnis di Indonesia. Saat ini jumlah pengusaha perempuan masih sedikit jika dibandingkan dengan laki-laki. Bahkan bisnis perempuan yang sudah berjalan pun cenderung tidak membuka kesempatan untuk yang lain. Program ini cocok untuk semua wanita dan sociopreneur terutama.

Stellar Women Entrepreneurship Academy akan diisi oleh professional dengan total ada 6 webinar. Akan dipilih 50 participants yang nantinya berkesempatan untuk mendapatkan sejumlah uang tunai dan mentorship. Yuk, buruan daftar sekarang karena pendaftaran akan ditutup tanggal 19 Maret 2021. Daftar disini https://www.stellarw.com/academy-registration

15 Comments

  • Indah Riadiani

    Kece sekali danone, punya program untuk pengembangan perempuan di bidang bisnis. Faktanya memang ketimpangan gender di berbagai lini kehidupan itu masih terasa nyata ya Mba. Salut aku sama danone, udah mau angkat isu ini.

  • Sri Al Hidayati

    Sebenarnya perempuan itu bisa juga ya tampil di ranah publik. Jadi inget dulu pas di kantor ada seorang ibu yang memegang direktur, dan itu sesuai kapasitas beliau. Seneng kalau perempuan pun cerdas sanggup bekerjasama dengan tim, dan menghasilkan. Jatuhnya perempuan akan percaya diri dan senang dengan kariernya. ^_^

  • Nurul Rahma

    Keren banget Danone!
    Selalu punya program yang super menarik.
    Stellar Women Entrepreneurship Academy ini misalnya.
    Selaras dengan tema tahun ini yaitu “Perempuan dalam Kepemimpinan”, bener2 memberdayakan perempuan yak.

  • Lidya

    Kasus atasan perempuan bawel banyak yang kaya gini ya padahal sih gak semua sih sebenernya. Perempuan juga kualitasnya gak kalah dengan laki-laki makanay harus bisa mengubah stereotip ya

  • Anggraeni Septi

    aku kemarin ngikutin acaranya juga mba secara daring, dan aku menyimpulkan bahwa perempuan juga bisa masuk di semua sektor masyarakat termasuk menjadi pimpinannya. Malah kata siapa bos cewek baperan, bos cowok juga banyak hehe. Tuh Bu Risma juga bisa tegas dan no baper baper club :p

  • Jiah

    Wah, ditutupnya hari ini ya. Ayo yang mau daftar segera ikut

    Btw, aku pun masih sering nemuin soal gap grnder ini. Kalau ada Perempuan yang lebih unggul, ada juga yang bilang, Halah perempuan. Padahal mah kita sama-sama punya kesempatan

  • lendyagasshi

    Dari kemarin tuh sudah kepoin Stellar Women Entrepreneurship Academy. Menarik dan banyak sekali program yang tentunya mendukung kemajuan perempuan dalam berkarya.

  • Shyntako

    Soal ketidakadilan gender, duh banyaklah yaa di Indonesia mah, dan memang kita tuh harus belajar bagaimana menjadi perempuan yang mandiri jadi gak dipandang sebelah mata. Bahkan kita mau mandiri dan punya usaha sendiri aja masih juga dinyinyirin dan dibully di mata masyarakat ya. Ada stellar women entrepreneurship academy bagus nih buat sosialisasi dan empowering para perempuan Indonesia

  • Leyla Imtichanah

    Sepertinya malah aku lebih sering menemukan bos perempuan daripada laki. Suamiku dapat bosnya perempuan terus dari tempat kerja pertama sampai yang berikutnya. Baru sekarang nih dapat bos laki. Jadi kayaknya posisi perempuan udah sejajar deh dalam karir. Buktinya malah kebanyakan perempuan yang jadi bos.

  • Yulia

    Kalau ditempat aku sebelumnya mba, justru banyak sekali posisi penting dipegang oleh perempuan bahkan pemilik perusahaannya juga seorang perempuan. Makanya aku jadi tertarik mba untuk mengikuti Stellar Women Entrepreneurship Academy ini mudah-mudahan jika aku jadi participantnya bisa memberikan kontribusi untuk perempuan lainnya.

0
Your Cart is empty!

It looks like you haven't added any items to your cart yet.

Browse Products