Gejala Alergi Anak Saluran Cerna VS Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Cara Membedakannya
Saluran cerna yang sehat sangat berpengaruh bagi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang optimal anak. Sistem pencernaan yang belum berfungsi optimal memerlukan perhatian khusus agar tidak menyebabkan terjadinya permasalahan pada saluran cerna yang berdampak pada tumbuh kembang si kecil.
Danone Specialized Nutrition Indonesia ingin memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya memahami dan mengenali perbedaan gejala alergi dan gangguan saluran cerna fungsional yang terjadi di saluran cerna. Melakukan deteksi dini permasalahan di saluran cerna sangat penting untuk dilakukan bagi orangtua agar dapat mendukung proses tumbuh kembang anak lebih optimal.
Bapak Arif Mujahidin, Corporate Commnications Director Danone Indonesia, mengingatkan bahwa “You are what you eat” terutama untuk anak-anak sangat membutuhkan bantuan orang tua untuk mendukung tumbuh kembangnya terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya yang sangat kritikal untuk memberikan sumber nutrisi dan makanan yang tepat.
Dr. Frieda Handayani, Sp. A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi menjelaskan lebih detail, 1000 hari pertama kehidupan atau dua tahun pertama kehidupan merupakan periode emas yang dapat terganggu jika ada masalah di saluran cerna bayi kita. Masa emas akan terjaga bisa pada periode ini infeksi tidak sehingga tumbuh kembang anak kita dapat menjadi optimal pertumbuhan dan perkembangan anak ada beberapa macam seperti pertumbuhan yang dilihat dari berat badan dan tinggi badan, perkembangan kognitif yang kita nilai dari bahasa, atensi serta kecerdasan anak serta perkembangan emosi sosial yaitu bagaimana cara anak-anak kita bisa mengontrol emosi mengadaptasi perilaku terhadap sekitar dan juga melakukan interaksi sosial dengan lingkungan.
Mengapa Disebut Periode Rentan?
Pada Periode ini banyak zat-zat bakteri, virus, parasite, jamur, mikroba yang masuk dalam saluran cerna anak. Sebab saluran cerna merupakan satu-satunya pintu masuk nutrisi termasuk jalan masuk kuman atau bakteri dan virus yang ada disekitar kita sehingga kita harus menjaga kesehatan saluran cerna anak-anak kita. Antibodi atau daya tahan tubuh anak kita belum 100% berkembang sempurna sehingga bila ada zat asing yang masuk ke dalam tubuh bayi kita dapat menimbulkan gangguan atau penyakit.
Gangguan Pada Saluran Cerna Bayi dan Anak
Gangguan yang umum sering terjadi pada saluran cerna bayi dan anak adalah:
- alergi protein makanan, seperti alergi susu sapi atau cow’s milk protein allergy (CMPA)
- Gangguan salura cerna fungsional (FGID) yaitu gangguan fungsi akibat ketidak-matangan saluran cerna anak pada masa bayi sehingga sering terjadi gangguan saluran cerna.
Gangguan Saluran Cerna Fungsional
gangguan saluran cerna fungsional adalah gejala saluran cerna yang kronis dan terjadi lama serta berulang. Jika diperiksa tidak dapat ditemukan adanya kelainan anatomi atau kelainan biokimia dan struktur dari organ saluran cerna anak. Jenis-jenis gangguan saluran cerna fungsional: Kolik, Gumoh dan Konstipasi.
Faktor Penyebab Gangguan Saluran Cerna
Faktor penyebab dari gangguan saluran cerna fungsional atau FGID ini bisa diakibatkan karena:
- Faktor biologis. Akibat belum matangnya saluran cerna pada bayi.
- Psychosocial. Hubungan antara orang tua di rumah serta pola pengasuhan orangtua juga dapat menyebabkan gangguan masalah pencernaan.
- Lingkungan maupun budaya. Seperti kebiasaan pemberian MPASI dan jenis-jenisnya juga dapat menimbulkan masalah pada gangguan cerna.
Alergi Susu Sapi
Aalergi adalah suatu reaksi yang tidak diinginkan tubuh yang berupa hipersensitif terhadap suatu zat tertentu dan melibatkan sistem imun atau mekanisme imunitas tubuh. Kasus alergi terbanyak pada bayi adalah alergi susu sapi. Biasanya pada bayi yang berusia di bawah enam bulan.
Setelah lebih dari enam bulan, maka bisa banyak alergen terjadi pada tubuh bayi termasuk alergi terhadap telur, produk susu, kacang-kacangan, ikan, sereal, tungau, debu rumah, debu hewan dan lain-lainnya.
Alergi Susu Sapi pada Anak
Alergi susu sapi paling sering ditemukan pada masa kanak-kanak. setelah usia enam bulan ternyata alergi telur yang paling tinggi ditemukan. Ikatan Dokter anak Indonesia juga mencatat Angka kejadian ASS atau alergi susu sapi sebanyak 2-7,5% pada usia awal kehidupan. Namun alergi susu sapi biasanya terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan dan/atau setelah bayi mendapatkan protein susu sapi selama satu minggu lamanya.
Gejala Susu Sapi Bisa Muncul Dimana Saja?
- Organ kulit.
- Saluran nafas sistemik atau di dalam saluran darah ini yang menyebabkan gejala parah karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penyempitan pembuluh darah di paru sehingga menyebabkan serta dan kesulitan bernafas. Kejadian ini mengancam nyawa dan disebut dengan syok anafilaksis namun kejadiannya adalah sekitar 1-2%.
- Saluran cerna sebanyak 50-60%.
- kulit banyak 50-70%.
Pada umumnya anak-anak mengalami gejala ringan dan sedang mencapai sekitar 85-90% pada anak-anak. Contoh gejala ringan yaitu muncul gatal dan kemerahan pada kulitnya, sedikit bengkak, sedikit gumoh, muntah, konstipasi atau sembelit yang ringan.
Sementara gejala alergi susu sapi yang berat yaitu munculnya syok, kesulitan bernafas, BAB berdarah, anemia karena sering terjadi perdarahan dari saluran cerna serta terjadi gagal tumbuh.
Gejala alergi susu sapi ringan dan sedang yang sering muncul di saluran cerna mencapai 50-60% bisa bermacam-macam seperti kolik atau sakit perut, gumoh, konstipasi, muntah, mual dan diare.
Kapan Gejala Alergi Susu Sapi Muncul?
Muncul cepat kurang dari 1 jam setelah minum susu sapi, bisa menunjukan gejala secara cepat dan harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan segera. Sementara gejala lambat muncul lebih dari 2-72 jam setelah minum susu. Gejalanya bisa muncul ruam dan gejala ringan lainnya.
Hubungan Erat anatara Alergi Susu Sapi dan Gangguan Saluran Cerna
Anak dengan alergi susu sapi sering mengalami lebih dari satu gejalaBukan hanya mual muntah tapi bisa juga muncul kemerahan pada kulitnya. Kemudian sering mengalami kembung, sakit perut, diare, muntah hingga BAB berdararh. Lantaran alergi susu sapi melibatkan saluran organ yang lain maka bisa juga mengalami batuk pilek dan nafasnya berbunyi seperti ngiik dan grok grok.
Lain halnya dengan gangguan saluran cerna fungsional, biasanya tidak ada manifestasi klinis dari organ-organ lain seperti kulit paru-paru dan sebagainya. Namun orang tua sering bingung, apakah si kecil mengalami alergi susu sapi atau hanya sekedar gangguan saluran cerna fungsional saja. Yang akan sembuh dengan sendirinya ketika anak tumbuh besar, dan ini harus dikonsultasikan dengan dokter anak. Yuk, cari tau cara membedakannya, dibawah ini:
- Harus memperhatikan gejala yang ada dan Riwayat alergi keluarga.
- Dikonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
- Gejala FGID dan alergi bisa mirip.
Akibat FGID atau Alergi tidak Tertangani
- Dapat memberikan dampak kurang baik pada kesehatan anak di masa yang akan datang bila tidak ditangani dengan tepat.
- Karea mengganggu kualitas hidup seorang anak dan mengganggu proses tumbuh kembangnya.
- Oleh karena itu, promotive dan preventtif menjadi hal yang sangat penting apalagi jika dilaksanakan sejak dini.
- Orang tua merasa kuatir anaknya tidak sehat.
- Orang tau bisa mengalami bersalah, frustasi, stress, kecemasan bahkan depresi yang akan mempengaruhi kesehatan anak.
Kapan Anak Dikonsultasikan ke Dokter?
Jika gejala terjadi secara berkelanjutan dan menimbulkan red flags. Contho red flags diantaranya: gangguan pertumbuhan, muntah darah, masalah makan hingga gangguan pada organ. FGID sering ditmukan apda anak usia dini, pada usia sebelum enam bulan biasanya sering muncul adalah konstipasi dan gumoh