Pertimbangan Beli Mobil Pertama untuk Keluarga Muda
Enak banget ya kalau punya mobil, bisa bawa barang banyak, ngga kepanasan, ngga kehujanan, mau jalan jam berapa aja, tinggal brem. Apalagi kalau sudah berumah tangga, kasian sih kalau bawa bayi naik motor pas musim hujan. Pokoknya harus punya mobil!
Untuk saya yang sebelumnya pergi naik motor, memiliki kendaraan roda empat memang impian banget. Apalagi saat kuliah saya sudah bekerja dan sering banget kerepotan saat harus membawa banyak alat sementara cuaca juga tidak mendukung. Solusi lain, ya rental mobil atau sewa mobil teman. Tapi risikonya biaya akomodasi jadi semakin besar. Alhasil pemasukan pun jadi tipis.
Setelah lulus kuliah, Alhamdulilah saya langsung mendapat pekerjaan di Jakarta. Namanya anak rantau, harus bijak mengatur keuangan. Uang gajian langsung dibagi untuk kontrakan, listrik, makan selama 30 hari, transport, pulsa dan biaya lain-lain. Tak lupa menyisihkan untuk bersedekah dan saving DP mobil meskipun cuma sedikit. Sadar dengan kondisi keuangan, keinginan saya tetap ada namun tidak memaksakan. Saya mempertimbangkan kemampuan finansial saat itu, meskipun kalau pengajuan KPM sih pasti disetujui.
Singkat cerita, saya bertunangan dan jarak enam bulan langsung menikah. Saya dan tunangan mulai membicarakan biaya pernikahan dan target lain yang harus tercapai. Kita memang ngga mau membebani orang tua, acara pernikahan pun inginnya sederhana saja.
Setelah dipertimbangkan, akhirnya kami memutuskan untuk membeli city car Honda Brio karena dananya harus dibagi-bagi. (Sejak bertunangan, si doi menyerahkan keuangan pribadinya untuk saya kelola jadi kami memang sudah menggabungkan penghasilan secara terbuka). Sebulan sebelum pernikahan, kami memproses pembelian mobil.
.
Pertimbangan Beli Mobil: Alasan Membeli Mobil
- Butuh untuk membawa barang dan alat saat ada pekerjaan di luar.
- Persiapan jika hamil dan punya anak, naik mobil dirasa lebih aman dan nyaman.
- Butuh untuk mudik ke kampung halaman, naik kereta dan bus terlalu repot karena harus naik turun berkali-kali. Jarak rumah sangat jauh ke stasiun dan terminal bus.
Saya ambil cicilan Rp 3juta selama 4 tahun karena memilih DP ringan. Namun setelah 6 bulan berjalan, mulai terasa cicilannya kok berat ya Rp3juta per bulan. Terlebih saya memilih untuk mengontrak rumah bersama suami. Dan, (satu lagi) saya pun mendapat rejeki langsung hamil, hanya kosong sebulan. Jadi, beban biaya kami sekarang bertambah:
Kontrakan, listrik, transport, pulsa dan paket data untuk 2 HP, makan selama 30 hari, biaya lain-lain, cicilan mobil dan biaya periksa kehamilan. (Sedekah dan orang tua prioritas).
Hahhh, degdegan banget rasanya! Akhirnya, bismilah saya dan suami bertekad untuk melunasi mobil lebih cepat. Setelah dihitung biayanya hampir sama dengan harga mobil Brio baru. Artinya, selama 6 bulan ini saya hanya bayar beban bunga saja.
Pelajaran!
- Jika belum bisa cash, belilah mobil dengan DP lebih besar sehingga cicilannya tidak terlalu besar. Jangan tergiur DP ringan karena bebannya jauh lebih berat.
- Carilah bank atau leasing dengan bunga rendah dan memiliki penawaran menarik lainnya, seperti: biaya penalty ringan, proses pembayaran yang mudah, jaminan asuransi, dll.
- Sebaiknya tidak menyicil mobil berbarengan dengan cicilan lainnya yang nilainya juga besar. Maks, 30% dari penghasilan. Lebih dari itu, akan membuat keuangan kita sulit.
- Sebelum membeli mobil, pastikan kamu tau terlebih dulu:
- Pertama, beban cicilan secara detail. Berapa cicilan pokok dan berapa bunga. Sehingga kita bisa menghitung jika ingin melakukan pelunasan cepat. Misal, cicilan Rp 3juta, cicilan pokoknya hanya Rp 1juta dan bunga Rp 2juta. Biasanya diawal cicilan beban pokok dikenakan lebih kecil nilainya. Dan cicilan beban bunga lebih besar.
- Kedua, tanyakan berapa beban penalty yang dikenakan jika pelunasan. Lalu jangka waktu pelunasan, apakah bisa di tahun pertama atau tidak, dll.
.
Solusi yang Saya Lakukan
Secara logika, solusinya ya saya harus menambah penghasilan. Saya ngga mungkin minta kenaikan gaji. Suami juga ngga mungkin mencari pekerjaan dengan salary lebih besar. Kondisinya saya harus menyiapkan biaya persalinan sekaligus biaya pelunasan yang nilainya lebih dari Rp 130juta. Pokoknya harus dilunasi, udah males banget nyicil!
Allah Maha Besar, ketika kita punya niat baik, Allah SWT memberikan jalan. Allah berikan pekerjaan lain untuk kami berdua. Selain kerja di kantor, di rumah pun kami mengerjakan project lain seperti editing video, voice over, animation, movie, dll. Bahkan saat weekend, kami tetap harus jalan di wedding organizer. Capek banget! Tapi ya ini risiko, kenapa dulu maksa beli mobil, ya kan?!
Sambil terus berusaha tanpa mengeluh, ibuku dan mama mertua membantu kekurangan dana pelunasan. Alhamdulilah bisa dilunasi dalam waktu 1 tahun saja. Legaaaaa … banget rasanya. Bahkan, biaya persalinan pun dibiayai oleh perusahaan, diluar dugaan. Allahu Akbar.
Tidak hanya ikhtiar dari segi duniawi dengan bekerja dan mencari tambahan penghasilan tapi dibantu juga dengan ibadah shalat dluha, shalat wajib tepat waktu, puasa senin-kamis dan sedekah. Berserah diri sama Allah. Alhamdulilah semua berjalan sangat lancar dan penuh nikmat. Saya dan suami pun punya banyak pengalaman berharga tentang bagaimana mengelola penghasilan dengan bijak, meredam keinginan memiliki banyak barang, mengurangi kegiatan yang berpotensi mengeluarkan uang, dll.
.
Punya Mobil itu Ngga Selalu Enak
Memang benar, menggunakan kendaraan roda empat labih nyaman. Kalau suami yang nyetir, saya bisa tidur sepanjang perjalanan. Saya pun sering maksa sarapan di mobil kalau berangkat kerja kesiangan. Atau bahkan maskeran di mobil sambil nunggu macet.
Namun ada juga sisi lain yang perlu kita sediakan saat menggunakan mobil yaitu:
- Memiliki garasi atau tempat parkir yang memadai. Kondisi rumah di gang sempit, ngga mungkin bangun garasi di rumah dong. Sudah pasti harus menyewa lahan parkir. Coba hitung berapa sewa per bulannya. Pertimbangkan juga kondisi penyimpanannya. Di Jakarta sendiri rata-rata sewa parkir mobil yaitu Rp 450ribu per bulan dengan kondisi tanpa atap. Jadi kendaraan kepanasan dan kehujanan setiap hari. Mending sih kalau dipakai setiap hari. Tapi kalau dipakainya jarang dan diparkir disana terus, percayalah pasti ada keluhan dengan kondisi mobil kita.
- Biaya transport lebih mahal. Jelas berbeda ya, beban ongkos untuk beli bensin motor dengan mobil. Belum lagi biaya parkir kendaraan roda empat yang jauh lebih mahal.
- Sediakan biaya service secara rutin, ganti ban, service AC, dll serta pajak tahunannya. Minimal Rp 1juta untuk service jika tidak ada keluhan. Beda lagi kalau sekalian ganti oli lah, atau ada keluhan AC berbau lah, dll. Dan, ini pasti terjadi namanya barang dipakai kan?
- Harus siap bermacet-macetan.
- Lebih cepat lewat tol tapi nambah biaya lagi ya.
.
Kesimpulan
Itulah pengalaman saya saat membeli mobil pertama. Kenapa memilih city car karena pertimbangannya yang penting muat untuk saya, suami dan anak. Bensinnya juga lebih hemat dan tidak membutuhkan ruang parkir yang terlalu luas. Saat pertama beli juga harganya saat itu yang paling cocok dengan keuangan kami ya city car.
Kita boleh kok memiliki keinginan untuk membeli sesuatu selama tujuannya baik dan tidak memaksakan diri jika diluar kemampuan. Semoga membantu kamu yang lagi galau ingin membeli kendaraan roda empat dengan bebagai macam pertimbangan. Ada yang bilang, kalau ngga berani maksa ya ngga bakalan punya terus! Sekilas mungkin iya, tapi tentu saja diukur dulu kemampuan dan tingkat kebutuhannya. Kalau belum butuh banget, masih ada cicilan lain, jumlah total cicilan lebih dari 30%, belum ada tempat parkir, masih dalam masa kontrak kerja, sebaiknya dipertimbangkan lagi. Sambil menunggu waktunya tepat, bisa sambil menabung untuk DP. Siapa tau pas lagi ada promo, seperti masa pandemi ini banyak promo dari Pemerintah, uang juga sudah terkumpul, bisa dibeli langsung. Semoga bermanfaat.