4 Kelompok Tendensi Sikap yang Ada pada Manusia
Awal pertama menjalani profesi sebagai orangtua baru, saya merasa begitu gugup dan gak tau harus ngapain. Yang pertama saya lakukan adalah meniru apa yang orangtua saya lakukan ketika merawat ponakan saya sebelumnya. Time flies so fast, anak ku pun mulai tumbuh dan berkembang hingga ia memasuki usia 3 bulan, sementara saya semakin sibuk dengan urusan pekerjaan di kantor. Setiap harinya ya mengalir aja, pergi pulang kantor, main dengan anak, begitu seterusnya tanpa saya sadari ada banyak hal yang belum saya lakukan untuk dia. Sedih sih jika teringat masa-masa itu, rasanya ingin memutar waktu kembali dan memaksimalkan moment tersebut.
Buk, kali ini saya ingin sharing tentang 4 kelompok sikap yang cenderung dimiliki manusia termasuk anak-anak. Fyi, 4 sikap ini bisa menjadi dasar bagi orangtua untuk memberikan stimulasi sejak bayi sehingga anak-anak akan tumbuh dengan optimal karena diberikan support yang tepat di setiap tahapan usianya.
Pun, ada yang memiliki pengalaman seperti saya, melewati beberapa moment penting bersama anak, semoga dengan mengetahui 4 kelompok sikap manusia dibawah ini, bisa mengisi apa yang belum diberikan sebelumnya. Yuk, simak penjelasannya berikut ini:
1. Orientasi, Eksplorasi dan Order
APA YANG ADA DILUAR SANA? Anak-anak memiliki banyak sekali pertanyaan tentang dunia luar, sehingga mereka butuh eksplorasi untuk menjawab rasa penasarannya. Mereka juga memiliki orientasi atau sikap untuk melihat atau meninjau lingkungan terdekatnya. Lalu, mereka juga memiliki order atau suatu perintah dalam dirinya untuk melakukan sesuatu.
Misalnya, bayi berorientasi terhadap lingkungan terdekat yaitu keluarga, ia mulai melihat orang terdekatnya. Lalu, ia juga mengeskplorasi, ada siapa saja di rumah, ada orang dewasa dengan badan tinggi, dengan adanya repetisi ia pun mengetahui bahwa mereka adalah ayah dan ibunya. Berikutnya bayi memiliki order, misal mengajak tersenyum kepada orangtuanya.
.
2. Abstraksi dan Imajinasi
APA YANG BISA SAYA LAKUKAN DILUAR SANA? Basis dari imajinasi adalaha peristiwa sensorial seperti pernah melihat, menemukan, mencoba, merasakan. Anak-anak juga punya kecenderungan untuk berabstraksi, atau proses pemisahan. Misal, nanti sore mau makan apa ya. Kok bisa manusia berabstraksi, ya karena bisa berimajinasi, dan imajinasi ini hasil dari apa yang sudah pernah kita coba, lihat atau rasakan. Nah, imajinasi dan abstraksi ini mempengaruhi keberanian seseorang, humanity dan sikap lainnya. Misal soal kasih sayang, orangtua mengasihi anak terlebih dahulu, baru anak akan meniru. Orangtua melakukan banyak hal yang menunjukan keberanian, dan anak pun akan meniru. Karena soal karakter anak ini sifatnya abstrak dan misterius, alias muncul dari diri anak masing-masing. Goalsnya, anak-anak bisa berkontribusi kepada masyarakat dimasa yang akan datang.
.
3. Bekerja
Manusia memiliki kecenderungan untuk bekerja. Dan pada aspek ini, manusia berusaha untuk merealisasikan apa yang ia imajinasikan untuk menjadi nyata. Untuk memiliki loncatan tersebut, manusia diberikan 5 key behaviors, diantaranya:
- Manipulasi, bekerja berarti melakukan.
- Presisi, pekerjaan yang dilakukan dengan tepat.
- Repetisi, supaya terbiasa kita harus melakukan pekerjaan tersebut sesering mungkin.
- control of error, dilakukan supaya tidak terlalu banyak erornya
- perfection, bekerja untuk mencapai kesempurnaan.
Kita pahami bahwa bekerja memiliki kunci supaya baik dan tepat, bekerja perlu dilakukan, bekerja juga harus tepat, dan ketepatan butuh repetisi, bekerja juga membutuhkan control of error serta terakhir yaitu perfection.
Begitu juga anak-anak, mereka juga memiliki kecenderungan untuk bekerja, wanting to know everything. Karena anak-anak termasuk bayi tau, jika ia tidak melakukannya, ia tidak akan mengetahui apa-apa.
.
4. Komunikasi
Dalam komunikasi tersimpan makna yang sangat penting karena menjadi kunci untuk keseluruhan asek dalam diri kita. Namun seringkali, kita ragu saat akan mengungkapkan sesuatu. Padahal ketika kita berkomunikasi secara bebas, bisa jadi apa yang kita sampaikan bermanfaat untuk orang lain. Namun, sebelum berkomunikasi, kita harus ingat limitasinya, yaitu:
- tidak menyakiti diri sendiri
- tidak menyakiti orang lain
- tidak menyakiti material, lingkungan dan harus berprogres pada diri sendiri
Tantangan untuk orangtua jaman sekarang, ditengah kesibukan dunia dengan teknologi, kita harus bisa menghidupkan dan mengoptimalkan komunikasi agar lebih baik dengan cara mengelola intimasi atau bisa mengerti dan respect terhadap orang lain, bisa di rumah, di sekolah, tempat kerja bahkan di dalam rumah tangga. Jadi jelas ya, komunikasi sangat penting. Sudahkah efektif komunikasi kita dengan anak secara verbal?
Coba deh sekarang kita refleksikan kedalam diri dan kehidupan kita, apakah 4 pola sikap manusia yang ada pada anak, sudah kita support sepenuhnya atau tidak.