5 Langkah Mudah Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada Anak
Setiap anak memiliki rasa percaya diri yang akan tumbuh secara alami namun seiring bertambahnya usia si kecil serta pengaruh lingkungan sekitar, rasa percaya diri ini perlu dipupuk dan diarahkan oleh orang tua agar tumbuh secara positif. Faktor keluarga dan lingkungan sekitar turut mempengaruhi tumbuhnya rasa percaya diri pada setiap anak, apakah akan terus tumbuh atau justru malah terkikis akibat lingkungan yang tidak mendukung akibatnya anak tumbuh menjadi pesimis. Berikut ini adalah 9 rahasia menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, diantaranya:
1. MemberiPujian Yang Wajar
Memberikan pujian atau hadiah atas prestasi si kecil merupakan hal yang dapat dilakukan oleh orang tua kepada setiap anaknya. Dengan memberikan pujian atau hadiah diharapkan dapat memotivasi si kecil untuk lebih semangat meraih prestasinya kembali. Namun memuji anak secara berlebihan akan membentuk kepribadian anak menjadi over confident yang justru berdampak kurang baik untuknya.
Anda harus menahan diri ketika memberikan pujian dan hadiah pada si kecil. Berikan pujian dan hadiah untuk prestasinya, namun jangan memberikan pujian dan hadiah untuk hal-hal yang memang seharusnya ia lakukan, seperti menggosok gigi misalnya, ucapan terimakasih sudah cukup untuk mengapresiasi sikap baiknya. Memberikan pujian juga dapat dimodifikasi dengan saran dari Anda, seperti ketika si kecil belajar menggambar Anda bisa mengucapkan “Bagus sekali, nak gambarnya. Apalagi kalo ditambah warna merah sebelah sini, nak!”, sehingga anak tetap merasa dihargai atas karyanya sendiri.
BACA JUGA : 6 TIPS MELATIH DISIPLIN PADA ANAK
2. Stop menjadi Superherountuk anak
Si kecil merengek dan bersedih karena kalah dalam pertandingan yang diikutinya, sebagai orang tua pasti kita ikut bersedih. Melakukan segala cara agar anak Anda menjadi juara bukanlah solusi satu-satunya apalagi harus melakukan pendekatan dengan juri. Say No to “Cheating”!!!
Moms, mengajarkan anak menerima kekalahan secara sportif dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Kedepannya ia akan mengenali apa yang menjadi kelemahan dan potensinya sendiri.
3. Berikan kesempatan si kecil untuk belajar mengambil keputusan
Pada beberapa kesempatan Anda perlu memberinya kelonggaran untuk belajar mengambil keputusan sendiri, namun tentu saja untuk anak usia 2-3 tahun lebih baik Anda memberikan pilihan 2 atau 3 option sebelum anak mengambil keputusan agar ia tidak kebingungan untuk menjawab. Misalnya, Anda akan mengajaknya berlibur, berilah opsi 2-3 tempat favorit keluarga Anda pada si kecil, dan berikan ia kesempatan untuk memilih dengan opininya sendiri.
4. Bantu ia Menemukan hobinya
Ajaklah ia untuk melakukan banyak kegiatan, seperti beragam kegiatan olah raga, bermain musik, mengikuti event anak-anak dan lainnya. Dengan mengenalkan anak pada beragam aktifitas, iaakan memiliki banyak referensi mengenai apa yang ia sukaidan pengalaman bertemu dengan banyak orang baru membuat rasa percaya dirinya terlatih dan terus tumbuh. Memasuki usia 6-7 tahun, umumnya anak sudah bisa mendeskripsikan hobi atau kegiatan favorit-nya. Banyak orang biasa kemudian menjadi sukses karnena mendalami hobinya. Bukankah pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar? Jadi, dukunglah hobi si kecil untuk menemukan bakat dan mengasah keahliannya tanpa harus terkikis oleh obsesi orang tua.
BACA JUGA : IRITASI HILANG, SI KECIL RIANG DENGAN LACTACYD BABY LIQUID
5. Menghargai Privasinya
Banyak orang tua yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mengunduh banyak informasi seputar kids and parenting. Sebaliknya, teknologi juga mengubah mind set orang tua untuk gampang sekali mengupload kegiatan anak-anaknya tanpa filter. Contoh, banyak orang tua yang dengan santai mengupload anaknya yang berumur 1 tahun tanpa busana, meskipun ia masih kecil dan belum mengerti namun yang harus kita pahami adalah setiap foto yang diupload ke internet akan tersimpan selamanya entah di tempat mana. Membayangkan, pada saat anak beranjak dewasa, ia menemukan foto masa kecilnya beredar tanpa busana dapat membuatnya merasa malu.
Menghargai privasinya bukan berarti membiarkan anak sendiri di dalam kamarnya dengan segala gadget yang ia miliki. Privasi disini lebih diartikan pada hal-hal yang menyangkut perasaan. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang menyayangi dan menghargainya sebagai bagian dari keluarga akan tumbuh menjadi anak yang memiliki rasa percaya diri tinggi. Berbeda dengan anak yang tumbuh dalam keluarga yang sering mengucilkannya akan tumbuh menjadi anak yang minder dan mudah putus asa.
6 Comments
dudukpalingdepan
makasih mak, poin no 5 ngingetin saya soalnya pernah ngupload foto anak lagi mandi walaupun sudah disensor bagian vitalnya. Nanti akan saya hapus >,<
Fanny f nila
Yg poin trakhir, itu inget mama ku pasang fotoku pas kecil, dgn pose yg agak memalukan -_- . Makanya aku ga pernah mau ngelakuin hal sama, krn ga pgn anakku jg ngerasa malu.
Ngajak anak belajar memilih, menanyakan pendapat dia ttg apa aja, jg salah satu caraku supaya anak2 nanti confident dlm melakukan apapun. Jg ga pengen terlalu memanjakan mereka ato membela walo pun jelas2 mereka salah. Ga akan. Krn yg bgitu malah membuat anak jd sangat tergantung dgn ortunya.
ayahblogger
memberi anak mengambil keputusan, itu penting banget. sambil diberi tahu apa tidndakan yang dilakukannya.
Cici Desri
hai mom, terimakasih sudah berkunjung di blog ku.. semoga bermanfaat ya ^^
Cici Desri
betul dads, peran sbg orangtua untuk mengarahkan dan mendampingi tanpa harus melupakan hak anak dalam mengambil keputusan sendiri…
Cici Desri
setuju moms… terimakasih sudah berbagi ^^