Cegah Penyebaran Demam Berdarah dengan Vaksinasi Dengue
Demam Berdarah. “Selamat pagi, “Bapak/Ibu warga Singosari, saya selaku ketua RW mohon doanya dari Bapak/Ibu untuk keluarga Bapak Tito, yang mana anaknya yang berusia 7 bulan masuk rumah sakit dan positif terkena demam berdarah. Saat ini Ananda masih berada di ICU. Semoga Ananda diberikan kesembuhan, Amin.”
Hancur rasanya membaca pesan singkat pagi itu di Grup warga. Apalagi ketika melihat foto kondisi bayi tetangga saya di ICU. Bayi sekecil itu sudah berjuang dengan penyakit demam berdarah. Kebayang ya, orang dewasa saja sangat menderita dengan gejala dan keluhan demam berdarah, apalagi bayi. Semoga Ananda segera diberi kesembuhan, Amin.
Setiap tahunnya, jutaan orang di seluruh dunia terkena demam berdarah lho, termasuk di Indonesia. Namun, masih banyak orang yang tidak memahami sepenuhnya bahaya penyakit ini.
Penyebab utama demam berdarah adalah virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang terinfeksi. Virus tersebut menyebar melalui darah dan mempengaruhi sistem peredaran darah. Gejala utama yang ditimbulkan seperti demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, sakit pada sendi dan otot, serta munculnya bintik-bintik merah pada kulit.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia pada tahun 2021, kelompok usia yang paling banyak terkena demam berdarah adalah anak-anak usia 5-14 tahun. Selain itu, anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa juga dapat terkena demam berdarah. Namun, anak-anak usia 5-14 tahun memang menjadi kelompok yang paling rentan terhadap penyakit ini sebab sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya terbentuk dan masih dalam masa perkembangan.
Selain itu, anak-anak pada usia ini cenderung lebih aktif dan sering bermain di luar rumah, sehingga lebih banyak terpapar dengan lingkungan yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. Duh.. semoga anak-anak kita selalu sehat ya, Bu!
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi tingkat risiko terkena demam berdarah pada kelompok usia anak lho. Misalnya, anak-anak yang tinggal di daerah dengan kondisi lingkungan yang kurang bersih dan banyak genangan air, seperti di pemukiman padat penduduk, karena di daerah kota juga banyak daerah yang kurang bersih dan banyak genangan air, lebih rentan terpapar dengan nyamuk Aedes Aegypti. Oleh sebab itu, menjaga kebersihan lingkungan menjadi kewajiban kita bersama.
.
Demam Berdarah: Strategi Pencegahan
Saya setuju dengan pepatah yang mengatakan “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, kita dapat melakukan tindakan preventif dari luar maupun dari dalam agar lebih optimal.
Pencegahan dari luar yaitu dengan melakukan gerakan 3M Plus (menguras, menutup dan mendaur ulang). Dengan menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak dan menyebarkan penyakit demam berdarah. Lebih luas, fogging dapat dilakukan asalkan sesuai ketentuan dari kementerian kesehatan. Pertimbangan:
- rekomendasi utama dari kemkes adalah 3M plus
- fogging tidak bisa dilakukan secara mandiri, harus dilakukan dengan persyaratan yang cukup ketat melibatkan puskesmas setempat dan tenaga terlatih
- fogging hanya dapat membunuh nyamuk dewasa
Berikutnya, perlindungan di area rumah seperti memasang kawat nyamuk pada jendela atau ventilasi udara supaya nyamuk tidak mudah masuk ke dalam rumah. Serta tidak menggantung pakaian bekas pakai dan tidak menimbun barang bekas di area rumah.
Sementara pencegahan dari dalam diri yaitu dengan melakukan vaksinasi demam berdarah yang efektif melindungi terhadap penyakit demam berdarah. Vaksin demam berdarah telah dikembangkan dan dapat melindungi terhadap infeksi virus demam berdarah. Vaksin ini direkomendasikan bagi mereka yang tinggal atau bepergian ke daerah dengan risiko tinggi terkena demam berdarah, termasuk Indonesia yang memiliki kasus demam berdarah tertinggi kedua di dunia.
Selain itu, anak-anak pada usia ini cenderung lebih aktif dan sering bermain di luar rumah, sehingga lebih banyak terpapar dengan lingkungan yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. Duh.. semoga anak-anak kita selalu sehat ya, Bu!
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi tingkat risiko terkena demam berdarah pada kelompok usia anak lho. Misalnya, anak-anak yang tinggal di daerah dengan kondisi lingkungan yang kurang bersih dan banyak genangan air, seperti di pemukiman padat penduduk, karena di daerah kota juga banyak daerah yang kurang bersih dan banyak genangan air, lebih rentan terpapar dengan nyamuk Aedes Aegypti. Oleh sebab itu, menjaga kebersihan lingkungan menjadi kewajiban kita bersama.
.
Mengapa Vaksinasi Dengue?
Saya masih teringat saat akhir 2021, Kakak saya masuk ICU karena terinfeksi demam berdarah. Kondisinya sempat naik turun dan Alhamdulilah membaik setelah hampir 3 minggu rawat inap.
Jangan tanya soal biaya, apalagi Rumah Sakit di kota besar ya, dengan masa inap 3 minggu sangatlah luar biasa. Sedikit terbantu dengan adanya asuransi perusahaan. Tidak sampai disitu, dalam masa pemulihan kami mencoba segala macam makanan dan obat tradisional seperti sari kurma, jambu merah, angkak, madu dan apapun. Namun perlu diketahui bahwa makanan diatas tidak untuk menyembuhkan demam berdarah melainkan hanya untuk meringankan gejala atau membantu pemulihan. Belum ada obat khusus untuk penyakit demam berdarah, sehingga memang solusi untuk penyakit yang belum ada obatnya lebih tepat dengan pencegahan. Salah satunya yaitu dengan vaksinasi.
Vaksin demam berdarah adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi kita dari infeksi virus dengue yang menyebabkan demam berdarah. Vaksin ini dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap virus dengue dan melindungi kita dari infeksi virus tersebut.
Vaksin demam berdarah terdiri dari empat jenis virus dengue yang dilemahkan yang dirancang untuk memicu produksi antibodi yang dapat melindungi tubuh dari infeksi virus dengue. Vaksin Dengvaxia direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan FDA serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai cara efektif untuk mencegah infeksi virus dengue.
Vaksin demam berdarah adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi kita dari infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD Vaksin ini dirancang untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap virus dengue dan melindungi kita dari infeksi virus tersebut.
Saat ini, sudah ada 2 vaksin demam berdarah yang dapat diberikan kepada masyarakat dengan rentang usia 6 sampai 45 tahun. Salah satu vaksin hanya dapat diberikan untuk yang sudah pernah terinfeksi DBD sedangkan vaksin lainnya dapat digunakan terlepas dari apakah sudah pernah terinfeksi sebelumnya. Vaksin demam berdarah terdiri dari empat jenis virus dengue yang dilemahkan atau tidak aktifkan yang dirancang untuk memicu produksi antibodi yang dapat melindungi tubuh dari infeksi virus dengue. Buibuk, bisa berkonsultasi dengan dokter terkait vaksin ini.
Kasus demam berdarah merugikan banyak pihak dan aspek. Tidak hanya menelan korban jiwa sehingga meninggalkan beban psikologis bagi keluarga pasien namun juga beban ekonomi negara yang mencapai lebih dari Rp 3,9 triliun. Sehingga memang vaksin demam berdarah ini sangat dianjurkan bagi masyarakat sebagai langkah pencegahan infeksi demam berdarah, mengingat kasusnya selalu muncul setiap tahun di Indonesia. Sumber data dari www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-tentang-vaksin-dengue.
Untuk lebih jelas, Buibuk dapat berkonsultasi dengan dokter anak di Rumah Sakit saat hendak melakukan vaksin Dengue karena vaksin ini belum tersedia di Puskesmas sehingga harus dilakukan secara mandiri.
Kalau Buibuk mau tau info lebih lengkap mengenai pencegahan demam berdarah, Buibuk bisa cek & follow akun instagram @cegahdbd.id atau website https://cegahdbd.com/ ya! #Ayo3MPlusVaksin #CegahDBD
C-ANPROM/ID/QDE/0110