4 Hal Yang Membuat Kamu Terjebak Dalam Hubungan Tidak Sehat
Banyak pasangan yang terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Dengan alasan “terlanjur sayang” dan “terlanjur cinta” mereka seperti menutup mata untuk bergerak menggapai kebebasan. Hal seperti ini banyak menimpa anak-anak remaja, mereka justru cenderung menyukai hubungan yang kompleks daripada memilih bebas dan menggapai impian mereka. Setiap hari selalu saja ada hal yang diributkan, seperti lupa memberi kabar, pergi keluar tanpa izin dari pasangan, bahkan hal sepele seperti telat membalas chat saja bisa dijadikan bahan untuk bertengkar. Sebentar ribut, sebentar rukun lalu minta putus tapi tiba-tiba balikan lagi, yah begitu lah kurang lebih ilustrasi hubungan yang kompleks. Seperti telur diujung tanduk, mempertahankan enggan namun putus pun tak mau. Jadi, Anda terjebak dalam perasaan yang rumit. Yuk, baca lebih lanjut 4 hal yang membuat kamu terjebak dalam hubungan yang tidak sehat:
1. Terbelenggu dengan banyak alasan
Banyak pasangan yang mengeluh dengan hubungan yang tidak sehat namun mereka tidak ada tindakan untuk merubah situasi atau meraih kebebasan. Mereka terbelenggu dengan banyak alasan, seperti kalimat “terlanjur sayang” dan “terlalu cinta” seringkali kita dengar dari pasangan dalam unhealthy relationship. Alasan berikutnya yaitu tidak tahan dengan rayuan atau rengekan si doi yang minta balikan, sehingga tragedi putus-nyambung dalam hubungan terus berlanjut.
2. Ketergantungan dengan pasangan
Putus dengan pasangan membuat sebagian orang merasa ketakutan untuk menjalani aktifitas kesehariannya, seolah-olah hidup mereka akan terhenti tanpa kehadiran si doi. Padahal sebelum kalian saling mengenal, kamu bisa pergi kesana kemari sendiri dengan santai. So, kenapa kamu harus takut?
Baca juga : Lakukan Empat Hal Ini sebelum Kamu Menikah Muda
3. Tertekan dengan ancaman si doi
Orang dengan typical seperti ini mungkin bisa dikategorikan dalam karakter si drama queen atau drama king. Apapun yang terjadi kemudian didramatisir dan dibumbui dengan tangisan serta perilaku mengancam. Ancaman tersebut bisa berupa ancaman kecil seperti tidak mau makan, mengurung diri hingga ancaman yang tidak sehat seperti melarikan diri dari rumah, meneror hingga bunuh diri. Pasangan dalam kategori “pengancam” seperti ini seharusnya menjadi point penting untuk segera dijauhi karena sifatnya akan membuat Anda semakin sulit bergerak. Belum lagi, jika si “pengancam” ini menebarkan terror melalui media social, tidak hanya secara moral Anda menanggung malu namun akan berimbas pada track record masa depan Anda karena saat ini perusahaan besar melihat track record calon pegawainya melalui social media. Dan yang harus kita ingat adalah, setiap informasi baik itu secara visual mau grafis yang telah di-upload di internet akan tersimpan selamanya.
4. Tidak berani move on
Selain banyak alasan yang Anda jadikan tameng pembenaran, secara mental ternyata Anda masih belum berani Move On padahal Anda sudah tidak nyaman dengan keadaan. Dengarkan hati kecil Anda dan perjuangkan kebebasan untuk diri Anda sendiri, berbahagialah dengan menjadi diri sendiri tanpa harus direpotkan dengan hal sepele. Masa muda Anda terlalu berharga untuk disepelekan hanya karena tidak diperbolehkan oleh pasangan Anda dengan alasan “jealous”. It’s a BIG NO! Ketika ruang gerak Anda mulai dicampuri oleh pasangan Anda, lebih baik pikir ulang untuk mempertahankannya. Pasangan yang baik seharusnya mensupport bukan membatasi prestasi Anda.
MOVE ON, satu kata yang tepat untuk Anda. Carilah kegiatan yang menyenangkan, bergaulah dengan teman-teman Anda dan cobalah untuk tidak menghubungi mantan Anda untuk menghindari obrolan yang menyinggung masa lalu. Have a great move on, guys !
2 Comments
Asta
Dulu aku pernah berada di posisi yang enggak nyaman atau berhubungan dengan orang tapi merasa tidak nyaman karena sebetulnya ini tidak tepat. Alhamdulillah aku berani memutuskan untuk melepaskan daripada aku enggak enjoy dan membuat orang lain juga tidak nyaman. Yah walau akan membuat si pasangan menyakitkan, tapi demi sehatnya hati aku lakukan itu.
Cici Desri
terkadang lebih baik sakit sekali daripada menyiksa diri berkali-kali. memaksakan hubungan yang tidak nyaman tentu sangat menyiksa dan akan berlangsung setiap waktu, secara terus menerus selama kita memendamnya. sementara dg memutuskan utk berpisah, sakitnya hanya sekali, tersiksanya hanya sekali, setelah itu akan jauh lebih baik. thank you kak Asta sudah sharing 😉